Kamis, 03 Maret 2016

[Resensi Novel Terjemahan] House of Secrets oleh Chris Columbus dan Ned Vizzini


House of Secrets
Buku Satu
Chris Columbus & Ned Vizzini

Judul asli: House of Secrets
Pengarang: Chris Columbus & Ned Vizzini
Terbit: tahun 2013
Penerjemah: Lulu Fitri Rahman
Penerbit: Mizan Fantasi
Cetakan kedua: Agustus 2015
Jumlah halaman: 454 hlm

Rumah itu bertengger di tepi tebing menghadap langsung ke laut - tiga lantai bergaya Victoria dan dikelilingi pepohonan pinus. Mr. dan Mrs. Walker hampir tak percaya akan keberuntungan mereka mendapatkannya dengan harga murah.
Lain halnya dengan Cordelia, Eleanor, dan Brendan Walker yang langsung curiga. Ada sesuatu yang janggal di rumah itu. Bukan saja tua dan berbau lapuk, di sana mereka juga merasa seolah ada yang mengawasi.
Kelebatan sosok misterius, patung malaikat yang bisa menjelma, perlahan semua keanehan menampakkan diri. Tiga bersaudara Walker pun harus melalui petualangan seru demi mengetahui kebenaran tentang rumah penuh rahasia itu.

Ketika baca nama pengarang buku ini langsung mengenali nama seorang sutradara film Hollywood yang lumayan terkenal itu. Sutradara bikin novel fantasi remaja, jadi bikin penasaran sama ceritanya. Langsung aja yuk kita spoiler!




Bercerita tentang sebuah keluarga Walker yang membeli rumah mewah tapi antik milik seorang penulis buku bernama Denver Kristoff yang misterius tahun 1900-an. Rumah Kristoff itu ternyata punya banyak rahasia. Kelak, ketiga anak Walker; Cordelia, Brendan, dan Eleanor akan terseret masuk ke dalam buku cerita fiksi fantasi karangan Kristoff. Tidak cuma satu buku saja, tapi tiga buku sekaligus berbaur menjadi satu petualangan yang harus dilalui ketiga bersaudara itu untuk bisa keluar dari buku. Kerennya, Rumah Kristoff ikut masuk ke dalam buku dan ikut bertualang bersama mereka. Malah setelah dipikir-pikir, Rumah Kristoff seperti sekoci penyelamat bagi mereka. Mereka selalu berhasil selamat dari bahaya berkat rumah itu.

Kenapa mereka bisa masuk ke dalam buku? Putri Denver Kristoff, Dahlia Kristoff, yang memasukkan anak-anak Walker ke dalam buku untuk dijadikan umpan agar bisa mendapatkan Kitab Petaka dan Hasrat, sebuah buku yang bisa mengabulkan permintaan. Dahlia ingin menjadi penguasa dunia dan membutuhkan buku itu untuk mencapai keinginannya. Klise, ya?

Sampul edisi terjemahan Indonesia ini kurang pas, deh. Judulnya aja House of Secrets tapi gambarnya gak ada rumah-rumahnya. Lebih bagus kalo Rumah Kristoff aja yang nampang di sampul depan buku. Silakan perancang sampul berimajinasi membayangkan seperti apa penampakan Rumah Kristoff itu ^_^

Bab-bab buku ini sedikit-sedikit dan saya suka model seperti itu sebab jadi enak bacanya buat yang butuh jeda-jeda waktu (mm, jujur saya baca disambi-sambi soalnya >.<). Alurnya cepet secepet-cepetnya, sampe mikir ini tokohnya pada gak capek apa ya, habis satu petualangan langsung lanjut petualangan lain tanpa istirahat dulu. Pembaca seakan diajak untuk terus lari, membalik halaman demi halaman, sampe tak terasa tamat cerita. 

Kalimat yang dipakai saya pikir terlalu lugas, mengingat segmennya adalah remaja masa kini mungkin, ya. Pendiskripsian sesuatu juga kurang detail, akibatnya ada beberapa adegan yang kurang bisa dibayangkan dan terlihat tidak masuk akal; seperti ketika tong-tong Rumah Kristoff "menggelinding" membawanya jatuh ke laut. Kaya gimana itu coba? Untuk ide ceritanya sendiri sebenarnya sangat umum. Berkutat masalah penyihir, raksasa, bajak laut, sangat old school. Rada membosankan juga.

Karakter tokoh-tokohnya cukup baik. Tapi tokoh Will ini bikin dahi berkernyit. Saya pikir karakternya terlalu "lembek" untuk seorang tentara pada masa Perang Dunia II.  Memang usia Will masih 17 tahun, tapi tetap saja watak Will ini kurang keras untuk seseorang yang berpartisipasi dalam Perang Dunia II. Really, seorang pilot lho?

Hubungan antar tokoh cukup kuat. Apalagi ketiga bersaudara Walker. Mereka benar-benar manis. Mereka saling menjaga, bercanda, dan bertengkar seperti layaknya saudara. Yang kurang sreg malah hubungan antara Cordelia dengan Will. Serius nih, baru aja ketemu udah saling naksir. Hubungan yang terlihat sangat umum dan mudah ditebak.. Dari ketiga bersaudara itu saya paling kena sama Brendan. Anaknya lucu tapi sedikit sinis. Kebayang Edmund dalam cerita Narnia, tapi lebih berandal sebab Brendan orang Amerika hahaha. Sedangkan tokoh favorit saya sepanjang cerita ini tentu saja: Rumah Kristoff. 

Dan seharusnya Eleanor akan terkena sedikit kutukan dari Kitab Petaka dan Hasrat, sebab di akhir cerita dia menggunakan tiga permintaan melalui buku celaka itu. Poor Eleanor..

Walaupun ini cerita fantasi remaja, tapi ada sedikit unsur kekejaman. Nantinya akan ada tokoh yang mati. Dan tentu saja ini bukanlah petualangan terakhir anak-anak Kristoff. Sekuelnya yang versi terjemahan Indonesia sudah terbit. Sudah masuk list buku yang dibaca selanjutnya.

Begitulah, buku ini cukup menarik dan saya terhibur. Selain ide ceritanya yang kuno, buku ini bikin saya senyum-senyum. Apalagi membaca komentar-komentar anak-anak Kristoff. Membuat adegan yang awalnya menegangkan dan sadis, menjadi kocak. Terselip juga beberapa istilah pop culture, lumayan untuk pengetahuan.