Rabu, 11 Mei 2016

[Resensi Novel Terjemahan] House of Secrets: Battle of The Beasts oleh Chris Columbus dan Ned Vizzini


House of Secrets: Battle of The Beasts
Chris Columbus dan Ned Vizzini

Judul asli: House of Secrets: Battle of The Beasts
Pengarang: Chris Columbus & Ned Vizzini
Terbit: tahun 2014
Penerjemah: Putro Nugroho
Penerbit: Mizan Fantasi
Cetakan pertama: Juni 2015
Jumlah halaman: 444 hlm

Cordelia, Brendan, dan Eleanor Walker berusaha kembali hidup normal setelah petualangan mendebarkan mereka dengan buku Kristoff. Namun, keadaan mereka berbalik seratus delapan puluh derajat dari sebelumnya. Kini permintaan mereka telah terkabul: mereka menjadi kaya raya.
Di tengah usaha mereka beradaptasi, kekacauan mulai terjadi. Ada bayangan-bayangan hitam yang mengikuti Eleanor selama di sekolah, Cordelia mendadak berubah menjadi nenek tua, dan Brendan gagal menjadi populer. Dan hal teraneh yang semakin menjauhkan mereka dari kehidupan normal adalah petualangan baru yang dimulai di Bohemian Club bersama para hantu.

Cerita dimulai dua bulan setelah petualangan pertama mereka. Keluarga Walker menjadi kaya raya berkat permintaan yang diajukan Eleanor kepada Kitab Petaka dan Hasrat di petualangan sebelumnya. Namun, kekayaan itu malah menimbulkan banyak masalah. Brendan dan Eleanor di-bully di sekolah barunya. Mr Walker berjudi. Lalu segalanya bermula saat tiba-tiba Cordelia mengalami keanehan pada tubuhnya. Ketakutan, dia berusaha mencari adik-adiknya di sekolah. Di jalan dia bertemu dengan Will yang ternyata selama ini hidup menggelandang. Karena tubuh Cordelia semakin berubah mengerikan, dia kabur dari Will yang kebingungan.  Will pun pergi ke sekolah untuk mencari Brendan dan Eleanor. Dia berhasil bertemu Brendan. Namun, Eleanor sudah telanjur diculik oleh Denver Kristoff yang bangkit dari kekalahan saat petualangan pertama anak-anak Walker. Untungnya Cordelia sempat menelepon ponsel Brendan bahwa dia kabur ke Bohemian Club, yang merupakan markas Penjaga Hikayat. Brendan dan Will pun menuju ke Bohemian Club. Ternyata Denver juga membawa Eleanor ke sana. Denver menculik Eleanor untuk memancing kedatangan Cordelia karena menganggap dia tahu di mana Dahlia, putrinya, berada. Di sana juga ada Aldrich Hayes, ketua Penjaga Hikayat.

Dahlia ternyata merasuki tubuh Cordelia, itulah penyebab tubuhnya mengalami keanehan. Dahlia pun keluar dari tubuh Cordelia, tapi ajaibnya Cordelia tidak mati (harusnya sih mati..). Dahlia yang kebingungan menuduh itu terjadi karena ulah sihir Denver. Dahlia pun menghajar Denver dan Aldrich. Anak-anak Walker dan Will berhasil melarikan diri ke Rumah Kristoff. Dahlia sudah menunggu di sana dan anak-anak Walker, Will, beserta Rumah Kristoff dilempar kembali ke dalam salah satu buku Kristoff agar mereka menemukan Kitab Petaka dan Hasrat. Dahlia masih saja terobsesi pada kitab itu. Wew..

Mereka sampai di Koloseum, di Roma. Mereka berhasil mengalahkan singa-singa sehingga jadi kesayangan Kaisar. Cordelia "dipaksa" menikah dengan Felix, seorang gladiator. Terpaksa Cordelia terima. Mereka diijinkan untuk tinggal di Rumah Kristoff, termasuk Felix. Mereka menemukan lorong rahasia yang di dalamnya ada kolam yang berisi rak-rak buku. Mereka mulai mempelajari buku-buku itu untuk mengetahui di buku mana mereka terperangkap. 

Singkat cerita, Brendan lebih memilih untuk tinggal di Roma bersama Kaisar karena kemewahan yang didapat. Tiba-tiba Koloseum diserang oleh Nazi dan Rumah Kristoff diseret menggunakan tank Nazi untuk dibawa pergi. Saat itu Cordelia tidak sengaja menemukan buku harian Eliza, ibu Dahlia. Dari buku harian itu terungkap bahwa keluarga Walker masih berkerabat dengan Dahlia. Itu yang menyebabkan Dahlia tidak bisa membunuh anak-anak Walker, kerabatnya sendiri. Balik ke cerita, saat Rumah Kristoff hampir mencapai wilayah Nazi pesawat Amerika pun datang menolong.

Dalam pertempuran, Nazi kalah. Anak-anak Walker minta diantar kembali ke Roma untuk menjemput Brendan. Tapi mereka malah nyasar ke Batan Chekrat. Sesaat sebelum mati, panglima Nazi mengatakan pada Cordelia kalau di dalam tank tersembunyi peta harta karun. Cordelia berhasil menemukan peta itu dan menyimpannya.

Di Batan Chekrat, Cordelia, Eleanor, Will, dan Felix disuruh membunuh monster-monster salju oleh ketua biksu. Mereka menyanggupinya sebab di ujung dalam gua tempat tinggal monster salju ada sebuah pintu yang bisa membawa mereka kembali pulang. Mereka pun bagi tugas. Will dan Cordelia menjemput Brendan di Roma, Eleanor dan Felix yang akan menghadapi para monster salju.

Keadaan Brendan mengenaskan. Dia dilatih (apa disiksa, ya) untuk menjadi gladiator. Di saat kritis, Cordelia dan Will datang. Brendan pun selamat. Di Batan Chekrat, Eleanor dan Felix berhasil menemukan kelemahan monster salju dan membabat habis makhluk itu. Mereka berhasil menemukan pintu itu. Namun, Will dan Felix memutuskan untuk tetap tinggal di dalam buku, karena dari situlah mereka berasal! 

Di depan pintu ajaib, Dahlia sudah menanti. Adegan paling tipikal yaitu Dahlia yang mengiming-imingi anak-anak Walker dengan impian mereka masing-masing; Cordelia kekuasaan, Brendan ketenaran, Eleanor keanggunan. Pastinya mereka menolak. Dahlia berhasil dihalau dan mereka kembali ke dunia nyata. 

Keluarga Walker bangkrut sebab Mr Walker punya banyak hutang karena kalah taruhan. Mereka pun terpaksa menjual Rumah Kristoff untuk nantinya pindah ke apartemen yang lebih kecil dan lebih murah. Semuanya terasa akan kembali normal sampai ada keanehan. Karena satu dan banyak hal, Fat Jagger mengikuti Eleanor masuk ke dalam dunia nyata dan saat ini dia sedang terjebak di Teluk San Fransisco.. 




Covernya kuranggggg. Terlalu banyak warna coklat dan biru dan terlalu pucat. 

Seperti buku sebelumnya, alurnya cepat. Bahkan baru enam minggu berlalu sejak kekacauan di buku pertama terjadi, anak-anak Walker sudah harus berlari pontang-panting lagi di petualangan ini. Pembaca gak harus baca buku pertamanya dulu karena cerita ini murni fun, gak ada intrik-intrik yang bikin mikir, jalan ceritanya lepas dan berbeda dari buku satu. Gak ada sangkut pautnya. Walaupun ada beberapa adegan juga asal muasal tokoh-tokoh yang diceritakan di buku pertama, tapi ceritanya gak nyambung kok. Cuma bikin penasaran saja pengen intip buku satunya..

Beberapa adegan cerita diangkat dari fenomena sosial yang banyak terjadi: kebutuhan akan pengakuan di lingkungan, demam media sosial, dan bullying. Juga ada nasehat bijak bahwa kekayaan tidak selalu membawa kebahagiaan.

Ada adegan-adegan yang kocak, terutama tanggapan anak-anak Walker bahkan dalam situasi yang sangat genting. Namun, tidak sekocak buku pertama. Buku kedua ini agak sedikit serius hehe. Ohya, adegan ketika anak-anak Walker melawan cyborg Nazi yang ternyata senjata mereka adalah pistol air bikin ketiwi. Mereka juga bisa dikendalikan pakai remote TV, kwkwkw kacauuuuu.

Penulis juga menyelipkan quote sederhana seperti pada halaman 99, "... bahwa adakalanya saudara-saudaramu menganggumu, tetapi adakalanya juga mereka yang menyelamatkan nyawamu." Jadi merasa kalau buku ini ditulis memang untuk anak-anak, yang inti ceritanya adalah hubungan antar saudara. Hubungan persaudaraan antar anak-anak Walker sangat kental dan alami. Nasehat dari buku ini mungkin terdengar sederhana tapi nyata. Tentang pentingnya keluarga, bagaimana hidup bersosialisasi sebagai remaja yang tentunya disampaikan dalam cerita fantasi yang banyak digemari anak dan remaja (orang dewasa juga! Hahaha!).

Ada lagi quote,"... apakah ada tempat yang lebih buruk, tempat yang lebih tertutup dan menyiksa... daripada hati seorang remaja?" Hahaha, siapa saja yang pernah remaja pasti ngerti maksudnya!

Lalu quote yang diucapkan biksu, "Pikiran kita adalah pedang yang tidak bisa melukai dirinya sendiri." Hmm, kira-kira apa maksudnya, ya?

Cerita dalam buku ini terkesan berantakan, spontan dan tergesa-gesa, seperti buku satunya. Banyak kejadian yang mekso. Di buku dua ini, Rumah Kristoff bisa ditarik orang, lalu gantian ditarik tank. Gimana bayanginnya, ya? Lalu, banyak hal yang kurang tereksplor, seperti peran hantu-hantu di Bohemian Club. Padahal sudah ada hantu orang-orang terkenal yang muncul.. Juga agak creepy, seperti kondisi Cordelia saat kerasukan Dahlia dan bagaimana Dahlia akhirnya keluar dari tubuh Cordelia. Euhhh.. Ada juga adegan yang bikin terheran-heran. Bukannya dari awal Cordelia yang naksir Will, tapi saat ditembak malah ditolak. Hiiyy aneh ah. Walaupun dijelaskan alasannya tapi kan gak konsisten kan si Cordelia itu. Kata Cordelia akhirnya, "Pemuda dan pemudi yang saling mencintai menjadi sepasang sahabat."

Satu hal yang menjadi tema cerita buku dua ini adalah: emosi. Di buku satu anak-anak Walker banyak mengalami petualangan fisik yang terus-menerus, tapi di buku dua ini emosi mereka yang diincar oleh musuh. Hubungan persaudaraan mereka diuji. Tidak banyak petualangan fisik yang melelahan tapi jiwa mereka yang diaduk-aduk. Terus terang saya penasaran sama buku ketiga, buku terakhir!