Senin, 08 Agustus 2016

[Resensi Novel Terjemahan] The Eye of Minds oleh James Dashner


The Eye of Minds
Mata Batin
James Dashner

Judul asli: The Eye of Minds
Pengarang: James Dashner
Terbit: tahun 2013
Penerjemah: Sadiqah Begum
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan pertama: 2016
Jumlah halaman: 320 hlm

Seperti pecandu game pada umumnya, Michael menghabiskan sebagian waktu berseluncur di VirtNet dibandingkan di dunia nyata. Berkat teknologi, siapa pun yang memiliki cukup uang bisa merasakan seperti apa dunia imajinasi, mempertaruhkan nyawa tanpa takut mengalami kematian, atau sekedar bercengkerama dengan teman-teman di dunia Virt. Dan jika kau memiliki kemampuan meretas, dunia itu akan semakin menyenangkan. Untuk apa repot-repot mematuhi peraturan jika semua itu konyol?
Tetapi beberapa peraturan dibuat karena suatu alasan. Beberapa teknologi terlalu berbahaya untuk dimainkan. Seorang hacker telah bertindak lebih jauh daripada seharusnya: dia menyandera beberapa pemain dalam VirtNet. Tetapi motif sang pemain masih menjadi misteri. 
Michael direkrut untuk menumpas sang hacker dengan risiko nyawanya sebagai taruhan. 

Berharap menemukan buku dengan tema game yang bagus, tapi tidak pada buku ini. Teknologi yang digunakan dalam cerita ini terlalu canggih sehingga saya kurang bisa menganalogikannya dengan perkembangan dunia game sekarang ini. Jadi feelnya kurang dapet. Walaupun detailnya kurang suka, tapi alur ceritanya bagus. Twist cerita bikin saya tertegun juga. Bisa ditebak, tapi juga tidak tertebak!

Tiap bab ceritanya pendek. Alur cerita sangat lambat dan membosankan. Detail sangat minim sehingga banyak bingungnya dan akhirnya saya jadi mereka-reka sendiri menurut gambaran yang saya tangkap. Beberapa adegan dibuat memaksa. Banyak adegan tidak relevan yang jika dihilangkan pun tidak akan berpengaruh pada jalan cerita. Beberapa adegan juga diceritakan kurang detail sehingga bikin saya bertanya-tanya juga, apa maksudnya ini? Kenapa bisa begini? Misal: adegan saat Michael cs berada di lorong panjang dengan suara-suara mistis. Suara apa itu pada akhirnya tidak dijelaskan oleh penulis. 

Jujur saya bosan baca buku ini. Hingga sampai bab 24 ke atas baru bisa mengusik rasa penasaran saya. Tempat-tempat yang harus dilewati oleh para tokoh sangat biasa banget: medan perang, lorong misterius, gunung berapi, hutan, Kurang mengesankan. Sepertinya penulis tidak ingin menonjolkan detail remeh temeh tentang dunia VirtNet, tapi lebih bermain pada intrik yang diharapkan bisa mengecoh pembaca. Karena nanti sepertinya akan ada bencana yang lebih besar sekedar hacker yang mengobrak-abrik dunia VirtNet. Masih ada banyak tanda tanya.

Tetapi yang membuat saya bingung untuk pertama kalinya, adalah konsep VirtNet itu sendiri. Saya susah membayangkannya. Latar belakang tempat juga kurang jelas, di kota atau negara mana dan tahun berapa saat itu, kok bisa ada teknologi secanggih itu. Lalu, game Lifeblood itu genrenya apa? Sistem permainannya seperti apa? Apa kekuatan/skill dari para pemainnya? Banyak kontradiksi, seperti Ronika yang dikabarkan memiliki kekuatan 10x lipat dari Michael, tapi dia mati dengan mudahnya. Juga diceritakan banyak kasus kematian karena game Lifeblood, tetapi kenapa game ini tidak dituntut? Ditutup servernya? 

Identitas tokoh utama,Michael, sangat di luar dugaan. Maksudnya, saya tahu siapa dia sebenarnya, tetapi saya terkejut dari mana ternyata dia berasal. Selain itu tujuan utama dari tokoh musuh, Kaine, yang dikejar-kejar polisi dunia maya benar-benar berbeda dari apa yang para polisi dan saya sendiri pikirkan.

VirtNet sendiri apa sih? VirtNet adalah sebuah teknologi yang sangat canggih. Secara garis besar, saat akan bermain game di VirtNet kalian akan berbaring di sebuah kotak yang bayangkan saja seperti peti mati, bernama Nervebox. Di dalam, badan kalian akan tersambung ke dalam game melalui kabel-kabel yang menempel di seluruh tubuh. Fungsi kabel itu bermacam-macam, seperti untuk memberi tubuh nyata cairan makanan selama kalian bermain berjam-jam di VirtNet. Karena saat kalian sudah tersambung dan masuk ke dalam dunia virtual, badan seakan mati suri atau tertidur. Jadi kabel-kabel itu yang akan mengurus segala kebutuhan tubuh kalian di dunia nyata. Makanya di dalam VirtNet kalian bisa merasakan sakit, lapar, terjatuh, dsb seperti kenyataan.



Beberapa istilah penting dalam buku
Tangen: istilah dalam buku untuk NPC (Non-Playable Character), silakan browsing untuk arti NPC
VirtNet: teknologi sebuah game 
Lifeblood: salah satu judul game di dalam VirtNet
Lifeblodd Deep: dungeon misterius yang menjadi tujuan akhir para pemain Lifeblood

Petualangan di buku ini banyak melibatkan kemampuan hacking, namun proses hacking itu sendiri tidak dijabarkan secara detail. Banyak Typo. Secara garis besar, buku ini tidak sesuai ekspektasi..

Agak merinding juga membayangkan seandainya teknologi seperti VirtNet akhirnya berhasil ditemukan di bumi ini. Atau mungkin sudah?