Kamis, 25 Januari 2018

[Resensi Novel] Aruna & Lidahnya oleh Laksmi Pamuntjak


Aruna & Lidahnya
Laksmi Pamuntjak

Judul: Aruna & Lidahnya
Pengarang: Laksmi Pamuntjak
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan kedua: Maret 2015
Jumlah halaman: 427 hlm

Aruna Rai, 35 tahun, belum menikah. Pekerjaan: Epidemiologist (Ahli Wabah). Spesialisasi: Flu Unggas. Obsesi: Makanan.
Bono, 30 tahun, serlalu sibuk untuk menikah. Pekerjaan: Chef. Spesialisasi: Nouvelle Cuisine. Obsesi: Makanan.
Nadezhda Azhari, 33 tahun, emoh menikah. Pekerjaan: Penulis. Spesialisasi: Perjalanan dan makanan. Obsesi: Makanan.
Ketika Aruna ditugasi menyelidiki kasus flu unggas yang terjadi secara serentak di delapan kota seputar Indonesia, ia memiliki kesempatan itu untuk mencicipi kekayaan kuliner lokal bersama kedua karibnya. Dalam perjalanan mereka, makanan, politik, agama, sejarah lokal, dan realita sosial tak hanya bertautan dengan korupsi, kolusi, konspirasi, dan misinformasi seputar politik kesehatan masyarakat, namun juga dengan cinta, pertemanan, dan kisah-kisah mengharukan yang mempersatukan sekaligus merayakan perbedaan antarmanusia.

Satu hal setelah rampung baca novel ini: pengen bebek sinjayyyyyy! Sama rujak cinguurrrr! Sama kwetiaw Pontianakkkkk (belum pernah makan sebelumnya, dan jadi penasaran bangetttt pengen cobaaaa!). Pokoknya setelah selesai baca ini jadi pengen keliling Indonesia buat cobain kuliner lokalnya. Jadi, bagi kalian yang suka makan plus suka baca novel saya rekomendasikan baca ini.

Covernya bagus, gambar mangkok mie ayam gerobakan (marai kepingin makan mie ayam gerobak coba huhuhu). Warnanya juga asik, jarang novel dewasa warna sampulnya biru muda seperti ini. Cantik, deh pokoknya. Ceritanya lumayan. Saya suka gaya penulisan yang gak pake lo gue gitu, gak suka yang bahasanya terlalu slang. Novel ini bagus. Gaya penulisannya semi formal dipadu dengan kalimat-kalimat filosofis sehingga terasa indah. Riset Mbak Laksmi untuk buku ini sangat dalam. Bagian per-kuliner-an dan wawasan tentang flu unggas cukup akurat. 

Kesan awal saya setelah baca sampai bab 5: penulis sangat detail dalam menggambarkan passion para tokoh terhadap makanan. Alurnya sendiri bertele-tele, sedikit bikin bosan. Disisipi banyak informasi kecil seputar makanan, misalnya daging sapi bisa memicu tumbuhnya sel kanker. Nah loh?! Karakter dan latar belakang para tokohnya bervariasi dan diceritakan dengan baik sehingga pembaca memahami watak dan kondisi tiap tokohnya. Menurut saya buku ini unik karena menggunakan tokoh utama seorang epidemiologist dengan kehidupan dan keseharian seperti kita-kita ini, jadi tokoh tersebut terasa dekat dengan pembaca. Rasa-rasanya Aruna ini seperti teman kita, adik kita, tetangga kita, ibu kita atau bahkan kita sendiri..

Menyenangkan gak sih, baca buku ini? Menyenangkan dan sejujurnya saya penasaran banget sama petualangan Aruna karena di awal bab sudah diceritakan kalau dia akan dinas keliling Indonesia. Bayangkan bakal seperti apa petualangannya. Dan kulinernya! Tapi karena bertele-tele jadi harus menunggu lama sampai tiba pada perjalanan dinas Aruna, rasanya bosan selama menunggu saat itu tiba..

Kesimpulannya saya suka buku ini. Covernya cantik untuk dipajang di rak, ukuran fontnya pas, tebal bukunya juga pas, ceritanya pun bagus. Penulis bisa mengkombinasikan tema dengan baik: kasus flu burung sebagai inti cerita dan kuliner sebagai bumbu penyedapnya (sebenarnya siapa sih orang yang gak suka kuliner?). Segala sesuatu yang berhubungan dengan kuliner tidak terlalu menonjol sehingga tidak mengacaukan inti cerita. Kasus flu unggas yang harus ditangani Aruna pun ternyata tidak sekedar kasus, tetapi 'kasus' (pie kui). Maksudnya tidak sekedar pergi untuk menginvestigasi kasus, tapi ternyata ada intrik tersembunyi di balik penugasan Aruna (awas spoilerrrrr!)


Selamat membaca buku ini, ya. Hati-hati nanti ngidam macem-macem, lho :D