Sabtu, 26 Desember 2015

[Resensi Novel Terjemahan] Deception Point oleh Dan Brown


Deception Point
Dan Brown

Judul asli: Deception Point
Pengarang: Dan Brown
Terbit: tahun 2004
Penerjemah: Ingrid Dwijani Nimpoeno
Penerbit: Bentang
Cetakan ketiga: November 2015
Jumlah halaman: 700 hlm

Rachel Sexton, analis intelijen Gedung Putih, menghadapi dilema ketika Presiden Amerika Serikat memintanya menyelidiki penemuan ganjil NASA di Kutub Utara. Apalagi Senator Sexton, ayah Rachel, hendak menantang Sang Presiden dalam pemilihan mendatang. Rachel curiga bahwa Presiden hanya ingin memanfaatkannya dalam sebuah intrik politik.
Kecurigaan Rachel berubah menjadi teror ketika sebuah pasukan misterius mengincarnya. Penemuan NASA yang terkubur jauh di dalam es Kutub Utara itu ternyata memakan korban. Dua ilmuwan terbunuh. Rachel dan akademisi Michael Tolland diburu dalam keganasan cuaca kutub karena mengetahui muslihat luar biasa yang dirancang untuk menipu seluruh dunia.
Dari pusat pemerintahan Amerika ke keganasan iklim Kutub Utara, Dan Brown meramu sains, sejarah, dan politik dalam sebuah kisah penuh kejutan dan ketegangan.

Seperti karya-karya Dan Brown lainnya yang pernah saya baca: TOP. Memang belum semua karya beliau saya baca, tapi dari sedikit buku yang sudah saya nikmati pasti saya dibuat takjub oleh ceritanya. Beliau memang pengarang yang brilian. Sangat memahami seluk beluk dari konsep dan materi ceritanya. Beliau dengan cerdiknya memadukan sains, militer, politik, dan sejarah serta didukung oleh riset yang mendalam menjadi sebuah suguhan cerita fiksi yang epik. 

Oke, waktunya kita spoiler!

Buku ini banyak diisi dengan adegan action thrillernya yang bikin WOW. Adegannya total, tidak setengah-setengah, dan benar-benar bikin penasaran plus jantung yang ikut berdentam-dentam. Semua unsur dalam cerita tidak main-main: Gedung Putih, NASA, NRO (badan intelijan Amerika Serikat), Delta Force (pasukan tempur super istimewa milik Amerika Serikat), ditambah dengan ilmuwan-ilmuwan yang sangat ahli di bidangnya, plussss alat-alat canggih milik NASA dan transportasi yang "tidak umum"; seperti Air Force One, kapal selam Charlotte, jet Aurora, dan helikopter Kiowa. Sepetinya beliau penggemar benda-benda elegan, canggih dan ekstrem. Ahh Kiowa, kamu sungguh mempesona tapi sayang nasibmu di cerita ini kurang beruntung. Sepertinya helikopter ini jadi karakter favorit saya. Namanya saja cantik dan enak diucapkan. Kiowa. Lol. 

Benda-benda di atas memang bikin saya geleng-geleng kepala, tapi jangan lupa dengan ketegangan yang terjadi di Gedung Putih dengan segala intrik politiknya. Dan sepertinya segala malapetaka itu dimulai dari sesuatu yang berbau: POLITIK. Atau malah ego seseorang. Dendam lama Pickering yang tidak akan bisa terlupakan karena menyangkut kehilangan seorang anggota keluarga yang dicintai. Bahkan kegigihan dan kekuatan tokoh utama kita, Rachel dan Tolland, diperoleh dari kenangan akan orang tercinta yang telah tiada.

Jadi, dua kejadian di dua tempat berbeda itu diceritakan saling bergantian. Di satu sisi pembaca dibuat tegang dengan petualangan Rachel di Kutub Utara, di sisi lain kehebohan yang terjadi di Gedung Putih membuat pembaca menahan nafas. Hebatnya nih, semua kejadian itu, dengan segala kehebohan dan ketegangannya, terjadi hanya dalam waktu semalam saja. Hosh.. Tidak dapat dibayangkan, dengan totalitasnya seakan kejadian berlangsung selama berhari-hari. Pun diakhiri secara dramatis. Ledakan gunung berapi bawah laut? Serius? Sepertinya cukup menyeramkan dan saya kira tidak akan ada yang bisa selamat dari bencana itu. Saya berpikir, seandainya saya jadi Rachel saya merasa kalau saya sudah tidak akan selamat sejak dari awal. Dan kalau bukan karena tekad yang kuat, pasti daya tahan tubuhnya jos gandos hahaha.

Covernya oke. Merepresentasikan pemerintahan yang berupaya mendapatkan kembali kepercayaan warganya dengan penemuan meteorit di bawah es di Kutub Utara. Tapi bisa juga dipandang sebagai pemerintahan yang akan karam karena penipuan besar yang dilakukannya. Alurnya cepat. Awal buku memang terasa sedikit membosankan, tapi begitu memasuki tengah hingga akhir cerita, ketika sedikit demi sedikit kebenaran terungkap, langsung bikin penasaran. Terjemahannya juga baik. Dan bentuk fisik buku ini sangat praktis, kecil, mudah dibawa. Tapi sepertinya kurang enak dilihat kalau dipajang di rak buku. Apaan sihhh, penting yaa wkwkw. Kertasnya buram, jelek. Kertas cover juga jelek, tipis, gampang terlipat. 

Drama ini terjadi pada masa kampanye pemilihan Presiden, dimana Presiden AS Herney mulai kehilangan dukungannya karena beliau menyetujui penggelontoran dana negara yang sangat besar kepada NASA, sedangkan kandidat rival Presiden, Senator Sexton, mengusung tema kampanye penghematan uang negara menginginkan privatisasi NASA agar anggaran negara bisa dialihkan untuk hal-hal yang lebih realistis. Disaat nasib NASA mulai terancam, seorang petinggi NRO bernama Pickering mendapat ide dengan cara menyelipkan batu meteorit palsu secara diam-diam dan menggiring NASA agar seolah-olah mereka lah yang menemukan batu itu sehingga NASA akan mendapat popularitas lagi di mata warga AS.

Tapi kebenaran perlahan pasti akan terungkap. Para ilmuwan hebat tentu saja bisa melihat kejanggalan pada batu itu, walaupun diawali dengan ketidaksengajaan. Karena mereka berusaha untuk memberitahu Presiden Herney dan dunia bahwa batu meteorit itu palsu, tentu saja nyawa mereka terancam. Pickering memerintahkan pasukan tempur elit super spesial milik AS bernama Delta Force untuk membunuh mereka. Para ilmuwan itu - Rachel, Tolland, dan Corky - berjuang untuk mempertahankan nyawa mereka, sekaligus menjaga bukti-bukti kepalsuan dari batu meteorit agar tidak lenyap.

Novel bagus, tidak berat. Baca deh, walaupun penuh dengan teknologi canggih dan istilah sains tapi mudah dipahami kok.