Selasa, 14 Maret 2017

[Resensi Novel Terjemahan] An Abundance of Katherines oleh John Green


An Abundace of Katherines
Tentang Katherine
John Green

Judul asli: An Abundance of Katherines
Pengarang: John Green
Terbit: tahun 2006
Penerjemah: Poppy D. Chusfany
Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama
Cetakan pertama: tahun 2014
Jumlah halaman: 320 hlm 

Katherine V menganggap cowok menjijikkan.
Katherine X hanya ingin berteman.
Katherine XVIII memutuskan Colin lewat email.
Kalau soal pacar, ternyata tipe yang disukai Colin Singleton adalah cewek-cewek bernama Katherine.
Dan kalau soal Katherine, Colin selalu jadi yang tercampak.
Setelah diputuskan Katherine XIX, cowok genius yang hobi mengotak-atik anagram ini mengadakan perjalanan panjang bersama teman baiknya. Colin ingin membuktikan teori matematika karyanya, supaya dapat memprediksi hubungan asmara apa pun, menolong para Tercampak, dan akhirnya mendapatkan cinta sang gadis.

Lumayan lama nyelesein buku ini karena bagi saya membosankan.. Buku macam ini bukan genre favorit hehe.

Membaca dua novel karya John Green membuat saya berpikir bahwa latar belakang cerita-cerita beliau kasarannya seperti ini: perjalanan ke suatu tempat misterius secara random yang disebabkan oleh masalah percintaan. Hmm, bener gak?

Novel ini menggambarkan tentang jiwa muda, semangat yang bergolak. Kamu bisa melakukan apa pun, pergi kemana pun. Namun, jadilah pribadi yang berarti untuk sesuatu atau seseorang yang kamu anggap berarti. Apa pun yang kamu lakukan untuk menunjukkannya tidak perlu yang muluk-muluk. Untuk orangtuamu yang sangat berarti bagimu misalnya, bantulah mencuci piring kotor. Untuk lingkungan yang sangat berharga, buanglah sampah pada tempatnya. Mudah sekali tapi sangat berarti bagi mereka. Ada banyak cara menjadi bahagia. Novel ini menekankan jadilah pribadi yang berarti. Jika seseorang yang kamu sayangi bahagia, otomatis kamu akan bahagia. Menurut saya ini pesan moral dari buku ini. Mario Teguh banget saya ya wkwkwkwk.

Buku ini memberikan sudut pandang yang berbeda dari kacamata seorang genius. Mereka sebenarnya sama seperti kita-kita yang bukan genius (saya maksudnya, agak lemot hehe..) hanya dalam level yang lebih tinggi. Bagi orang normal bisa membuat anagram atau menyelesaikan puzzle 1000 pcs sudah merasa wow dan ngos-ngosan, tapi bagi orang genius hal seperti itu sangatlah biasa-biasa aja. Perumpamaan berhasil menciptakan teori barulah mereka sang genius merasa berarti.

Ada satu adegan yang mengena dan bikin trenyuh. Adegan itulah yang saya rasa akhirnya bisa menohok Colin dan sahabatnya untuk menjadi pribadi yang lebih baik, kembali pada realitas, mengakhiri perjalanan pencarian jati diri mereka. Dan tentu saja pelajaran berharga untuk kita juga, para pembaca. Bagus pokoknya.

Ada lampiran penjabaran teori matematika ciptaan Collin. Menarik! 

Saya mau tulis sinopsisnya tanpa spoiler, ya. Novel ini ceritanya tentang seorang cowok SMA genius yang patah hati diputusin pacarnya lalu dia dan seorang sahabatnya melakukan perjalanan secara spontanitas dengan tujuan awalnya untuk menghindari depresi. Karena dia cowok genius, maka hobinya adalah mengotak-atik rumus matematika, berusaha menciptakan rumus tentang  hubungan percintaan. Nah, pada akhirnya nanti kita tahu apakah rumusnya berhasil diterapkan pada kehidupan nyata atau gak.

Saya coba merangkum buku ini dalam satu kalimat: buku yang bercerita tentang perjalanan, tempat rahasia, dan curhatan rumit dan filosofis. 

Nah, gimana menurut temen-temen semua? Yang belum baca jadi kepingin baca gak nih? Dan bagi yang udah baca komen-komenan, yuk!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar