Senin, 11 Desember 2017

[Resensi Novel Terjemahan] Roughing It oleh Mark Twain


Roughing It
Blusukan
Mark Twain

Judul asli: Roughing It
Pengarang: Mark Twain
Penerjemah: Djokolelono
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan pertama: tahun 2017
Jumlah halaman: 684 hlm 

Ketika masih muda dan belum menjadi penulis terkenal, Mark Twain menghabiskan tujuh tahun "blusukan" di sekitar Nevada dan California, ditambah enam bulan perjalanan ke Hawaii (yang ketika itu bernama Sandwich Islands). Semula Twain hanya bermaksud mengadakan perjalanan selama tiga bulan, ikut kakaknya yang menjadi Tuan Sekretaris Nevada. Karena berbagai hal, tiga bulan diperpanjang menjadi tujuh tahun.
Buku ini merupakan catatan perjalanan Mark Twain yang dituturkan dengan sangat lucu, tentang berbagai pengalamannya selama tujuh tahun blusukan dan luntang-lantung pada zaman Wild West, di tengah orang-orang Indian, orang-orang Mormon, dan ketularan demam emas yang melanda semua orang.

Buku bagus! Sangat direkomendasikan, terutama untuk kalian yang suka sejarah. Buku ini sedikit banyak menyinggung tentang sejarah, informasi dan fakta yang terjadi di Nevada, California, dan Hawaii Amerika Serikat dalam hal demam emas dan perak, suku indian dan komunitas Mormon. Seperti membaca fiksi + non fiksi + sejarah + geografi + diary. Jadi bagi yang kurang berminat sama hal-hal seperti itu buku ini pasti bosenin. Tapi bab-bab yang bosenin tadi bisa di skip kok karena cerita antar bab gak nyambung (ceritanya sih runut, tapi kalau dibaca terpisah-pisah tetep paham juga). Mark Twain aja nyaranin kalau ada beberapa bab yang bosenin dan lebih baik di skip aja bacanya wkwkkw.

Kesan pertama saya setelah baca 30 halaman pertama: lucu! Ceritanya sih biasa aja, tapi cara menuturkan Mark Twain itu yang lucu banget lol. Kelucuannya yang bikin betah baca dan cerita jadi gak membosankan. Kalau temen-temen pernah baca Laskar Pelangi karya Andrea Hirata, nah seperi itu kira-kira. Adegan yang sesungguhnya biasa-biasa aja bisa disampaikan dengan lucu bin konyol wkwkkw.

Ini juga jadi buku yang bikin saya sering buka google. Beneran jadi penasaran setelah dari buku baca tentang Slade, suku Apache, kapal Ajax, Raja Kamehameha I, dst. Langsung pengen tahu lebih detail tentang informasi-informasi tadi. 

Penggunaan katanya beberapa memakai bahasa slang dan terasa luwes. Ada istilah "jebakan betmen". Ada kalimat, "Lalu kami pergi tidur? Tak usah, ya." Entah seperti apa naskah aslinya, tapi diterjemahkan seperti ini jadi lebih enak dibaca dan lebih lucu juga wkwkkw.

Maaf ya kalau saya banyak ketawa ^^;

Banyak adegan lucu di buku ini. Misalnya aja pendiskripsian unta yang sedang makan mantel (hal. 32).
Lalu cerita tentang seekor coyote, "... daripada menganggur di rumah menambah beban orangtuanya." Wakakaka (hal. 52). 
Ada lagi waktu bercerita tentang Slade, bikin ketawa! Humornya bener-bener mengingatkan sama Laskar Pelangi. 
Ada juga tokoh di buku ini yang mengingatkan sama Viki Prasetyo ("artis" yang bahasa dan kalimatnya amburadul itu). 
Lalu kisah saat Mark Twain kurang beruntung di bidang pertambangan, rasanya ikut nelangsa, kasihan tapi juga pengen ketawa hihihi. 
Dan yang paling bikin ngakak waktu bercerita tentang DEDENGKOT KUDA MEKSIKO TULEN. Astaga, apaan ituuuu wkwkwkw! Kacau banget. Jadi sedikit ragu juga beneran gak ya Mark Twain mengalami itu semua. Kalau beneran iya berarti seruuu banget petualangannya! Senengnya baca buku ini, lucuuukk!

Eits, gak cuma lucu-lucuan aja, ada juga kisah-kisah yang serius dan menyentuh. 
Saya kutip hal. 233:
"... semua yang berkilau belum tentu emas. ... bahwa dalam keadaannya di alam bebas, emas tidak tampak menarik, tidak bersinar, muram. Hanya logam-logam kelas rendah yang menarik perhatian orang-orang bodoh dengan kilauannya. ... aku selalu saja memandang rendah orang-orang yang ibarat emas, dan memuji orang-orang yang ibarat mika."
Bab 59 ketika bercerita tentang Blutcher:
"Dia punya pengalaman yang terus menancap di benakku sebagai pengalaman paling aneh dan paling menyentuh perasaanku."

Mark Twain menceritakan segalanya di buku ini. Saat sedang kaya, saat miskin, saat senang, saat susah, bagaimana dia berfoya-foya ketika banyak uang, dan bagaimana dia sengsara ketika bangkrut. Hidupnya naik turun seperti roller coaster, penuh warna seperti pelangi. Saya belajar bagaimana cara menghadapi kondisi saat susah, menghadapi lingkungannya ketika terpuruk, terdesak dan malu. Cara Mark Twain menghadapi itu semua menginspirasi saya. Beliau memang sangat kokoh dan cerdik.

Ada beberapa paragraf yang agak membingungkan karena di tengah kisah tiba-tiba Mark Twain bercerita tentang kisah lain dengan tempat dan waktu yang berbeda (maksudnya untuk lebih menjelaskan maksud kisah yang sedang dituturkan sebelumnya melalui kisah lain itu dengan kondisi yang serupa, paham kan?). Pergantian kisah itu seakan tiba-tiba jadi saya masih belum siap, gak ngeh kalau udah ganti kisah, jadinya bingung. 

Saya ceritakan secara singkat isi cerita buku ini.
Ini adalah buku yang menceritakan tentang perjalanan Mark Twain selama tujuh tahun berpetualang dari Nevada sampai Hawaii. Kisah berawal dari ajakan kakak Mark Twain untuk ikut ke Nevada karena kakaknya menjadi Sekretaris Daerah Nevada. Mark Twain pun ikut berangkat ke Nevada. Seiring waktu uang pun menipis dan Mark Twain harus mencari penghasilan. Maka dia ikut-ikutan trend saat itu, yaitu mencari tambang emas dan perak. Lama berkutat di bidang itu akhirnya gagal juga. Lalu dia melamar jadi wartawan. Karena bosan, dia pindah ke California (Mark Twain memang berjiwa petualang banget!). Karir jurnalismenya tidak begitu bagus, bosan dengan California dan jiwa petualangannya kumat. Akhirnya setelah jatuh bangun dia dapat kesempatan untuk menulis artikel tentang Sandwich Island (Hawaii). Maka berlayarlah Mark Twain ke sana. Ketika pekerjaanya di sana selesai, mau tidak mau dia harus kembali ke San Fransisco, California. Beliau lalu menjadi pembicara pada kuliah umum. Selesai sudah.

Covernya oke lah, plotnya bagus, runtut, alurnya lambat dan bertele-tele tapi ceritanya dituturkan dengan lucu jadi gak membosankan bagi saya, diceritakan dari sudut pandang orang pertama, yaitu Mark Twain sebagai pelaku dari kisah ini, gaya penulisannya seperti buku harian atau jurnal dalam bentuk prosa. Buku bagus, tebel tapi gak terasa karena ceritanya asyik. Ah, ada satu hal lagi yang bikin ngekek, saya baru tahu kalau ada orang yang rindu ketemu sama penagih hutang setelah baca buku ini :)) 

1 komentar:

  1. Aku baca baru beberapa bab dan setuju sama review mu, mbak.. Lucu n suka bgt..

    BalasHapus